HATI-HATI KREDIT MACET ! INI CARA MENGHINDARI DAN MENGATASINYA
Hutang pasti membuat pusing, apalagi jika jumlahnya sudah melebihi kemampuan keuangan Anda. Jika situasi ini terjadi, alhasil untuk melunasi hutang tersebut akan terasa sangat berat, meskipun dengan cara menyicilnya. Jika meminjam kepada individu lain atau secara perorangan, Anda mungkin bisa melakukan negosiasi untuk menambah masa peminjaman. Lalu bagaimana jika hutang yang menumpuk tersebut berasal dari pinjaman-pinjaman di bank?
Kucuran pinjaman dari bank yang relatif berbunga tinggi bisa membuat Anda kewalahan untuk melunasinya. Apalagi, kredit yang diberikan oleh bank meliki jenis yang bermacam-macam, mulai dari Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Kendaraan, dan lain-lain. Banyaknya jenis peminjaman ini memberikan kemudahan untuk membeli barang atau memenuhi kebutuhan lain. Namun, pinjaman-pinjaman tersebut bisa menjadi beban karena bunga-bunga yang besar. Jika pinjaman tidak lagi dibayar atau dicicil, saat itulah yang disebut dengan kredit macet.
Hindari kredit macet
Bagaimana cara saya melunasi angsuran KPR tiap bulan tanpa harus tersandung kasus kredit macet?
Kredit macet adalah sebuah kondisi ketika peminjam atau debitur tidak mampu lagi membayar hutangnya dikarenakan dana yang dimiliki tidak mencukupi.
Salah satu kesalahan yang banyak diajukan calon pembeli adalah mengajukan cicilan hingga batas maksimal dengan jangka waktu yang panjang. Padahal, suku bunga pinjaman (kecuali rumah subsidi) berfluktuasi tergantung pasar.
Dalam kondisi seperti ini, ada kemungkinan suku bunga naik sebelum cicilan lunas, sehingga jumlah cicilan per bulannya juga ikut bertambah.
Karena sejak awal sudah memaksakan cicilan pada batas maksimal, kenaikan ini memberatkan debitur dan pada akhirnya membuat mereka tak mampu membayar cicilan.
1. Tentukan Kemamuan Mencicil
Platform KPR yang diperbolehkan bank umumnya tidak melebihi 35% dari total gaji per bulan. Oleh karena itu, Anda harus pandai dalam mengukur besaran angsuran yang disanggupi sebelum memulai KPR.
“Ingat, jangan pernah memaksakan diri untuk bayar lebih dari batas kapabilitas. Kecuali, Anda punya penghasilan tambahan dari usaha kecil-kecilan atau pekerjaan sampingan. Namun tetap yakini diri sendiri bahwa Anda akan siap dengan apapun konsekuensinya,” Kikau mempertegas.
Dana darurat untuk keperluan mendadak merupakan hal lain yang jangan sampai luput dari perkiraan keuangan.
“Memang sangat perlu membuat perencanaan anggaran sampai ke situasi yang jarang terpikirkan. Jadi, jangan sampai dana angsuran KPR terganggu karena tiba-tiba, misalnya Anda harus masuk rumah sakit, atau membayar iuran sekolah anak. Dana darurat yang dianjurkan untuk disiapkan minimal enam kali lipat dari pengeluaran bulanan,” imbuhnya.
2. Jangan Mudah Tergiur
Saat pengajuan KPR Anda telah disetujui bank dan angsuran mulai berjalan, sebaiknya hindari menambah hutang lain seperti cicilan furniture atau kendaraan bermotor.
“Beda kondisinya dengan yang punya gaji besar. Mungkin cukuplah untuk cicil ini-itu. Tapi kalau penghasilan mentok segitu-gitu saja, Saya sarankan prioritaskan yang lebih penting dahulu,” ujar ibu muda satu ini.
3. Jangan Lalai
Jangan pernah telat membayar cicilan KPR setiap bulan! Konsistensi Anda dalam membayar angsuran tepat waktu akan membuat KPR berjalan lancar dan jauh dari ancaman kredit macet.
“Yang harus diprioritaskan adalah sadar akan konsekuensi yang diberikan pihak ketiga (bank). Ingat, bunga KPR akan terus menggulung saat Anda telat membayar cicilan. Biar tidak lalai dan lebih terkontrol, sebaiknya gunakan layanan auto debit dari bank,” tutur Kikau.
Penyebab seseorang tersandung kredit macet sangat beragam, mulai dari menunda waktu pembayaran ataupun dana cicilan dipakai untuk memenuhi kebutuhan yang lain.
Jika sudah demikian, siapapun tentu bisa kena denda karena tidak melakukan pembayaran tepat waktu.
Lantas, nominal angsuran yang harus dibayar pada bulan berikutnya pun membengkak dan semakin berat untuk dibayar. Bila tidak segera diatasi, rasa malas dan panik dapat berubah menjadi petaka.
Bank akan segera menagih pembayaran langsung ke rumah Anda melalui debt collector, dan berujung pada “rumah disita”.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) membutuhkan komitmen yang besar. Ini karena jumlah cicilan yang tak bisa dibilang sedikit dan jangka waktu yang panjang. Sebelum mengajukan KPR, sebaiknya perhatikan sejumlah hal diatas agar tidak mengalami masalah pembayaran kemudian.