TAHUKAH ANDA? INVESTASI PROPERTI MERUPAKAN PILIHAN YANG TEPAT DI TAHUN 2017 INI
Perlambatan ekonomi secara global yang terjadi sejak beberapa tahun lalu, menyebabkan lesunya penjualan sektor properti Indonesia dalam tiga tahun belakangan. Namun munculnya berbagai kebijakan strategis yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dinilai cukup membantu meningkatkan daya beli masyarakat. kebijakan seperti pelonggaran loan to value (LTV), tax amnesty, BI Rate yang rendah, pajak penghasilan (PPH), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan regulasi kepemilikan asing dinilai mampu meningkatkan daya beli.
Kendati kondisi perekonomian dalam negeri belum pulih, investasi di sektor properti adalah pilihan yang tepat tahun 2017 ini. Meski demikian, investor sebaiknya melakukan aksi jual setelah perekonomian benar-benar pulih yang diperkirakan terjadi pada 2019-2020.
Investasi itu sederhananya, beli kemudian jual lagi. Kedua, investor membeli kemudian dia rekayasa, misalnya tanah dibikin bangunan, bangunan dibikin hotel atau ruko, kemudian dijual. Added value-nya yang dijual. Ketiga adalah investasi untuk rental atau sewa.
Dari ketiga bentuk investasi tersebut, pilihan yang cocok untuk investasi sekarang adalah pilihan ketiga. Jika investor membeli properti untuk dijual kembali dalam waktu dekat, hal itu akan berat dilakukan.
Karena kalau beli sekarang cocok tapi untuk dijual lagi sekarang tidak pas. Jadi, kalau mau beli, ya sekarang tapi tidak bisa dilepas lagi sekarang. Untuk jangka panjang, kalau mau. Mungkin 2-3 tahun setelah pemilu presiden 2019.
Mengapa tahun 2017 adalah waktu yang tepat untuk investasi property? menjual rumah itu unik karena biasanya mengikuti harga pasar atau lebih tinggi lagi tetapi tak jarang orang menjual karena kebutuhan mendesak sehingga dijual di bawah harga pasar. Kalau mau jual harusnya di atas harga pasar tapi masalahnya orang menjual bergantung kebutuhan. Jika terdesak kebutuhan, harga jual akan turun.
Dalam keadaan seperti itulah, saatnya berinvestasi properti. Terlebih, jumlah properti yang dijual sekarang cukup banyak dengan harga yang cukup terkoreksi atau di bawah harga pasar. Saat ini, harganya terkoreksi sehingga pembeli harus pintar-pintar mendapat informasi seperti itu dan itu banyak. Saatnya beli. Kalau bisa, tidak menggunakan uang dari perbankan, tetapi uang dingin.
koreksi harga terjadi saat ini lantaran jumlah barang yang melimpah. Di sisi lain, pembeli yang memiliki uang dingin terbatas, terutama untuk properti di atas Rp 2 miliar. Sementara di bawah Rp 2 miliar apalagi di bawah Rp 1 miliar masih lumayan bergairah.
Pada 2014 lalu, contohnya harga tanah di Kota Tangerang, lima kali sekitar 150% dalam setahun. Saat itu, pihaknya bisa menjual yang awal tahun seharga Rp 4-5 juta per meter, di akhir tahun bisa Rp 12 juta per meter.
Kalau sekarang, beli Rp 10 miliar dan dijual Rp 15 miliar, kayaknya sih berat. Jangankan dijual Rp 15 miliar, beli Rp 10 miliar dijual Rp 15 miliar pun belum tentu bisa laku. Berarti harus menunggu lagi. Jika ingin membeli properti sekarang, disarankan untuk menjual kembali setelah dua-tiga tahun sekitar tahun 2019-2020. Pada saat itu, kemungkinan perekonomian mulai membaik, daya beli meningkat, dan jumlah pembeli juga bertambah banyak.
Saat itulah kita jual yang (kita beli) sekarang ini dengan harga sesuai pasar saja sudah untung. Kalau 1 tahun 10%, kenaikan harga, tiga tahun berarti 30% kenaikan. Kalau kenaikan di angka 15%, bisa 45% dalam tiga tahun.