top of page

KAMU KAUM MILLENIAL? SUDAHKAH KAMU SADARAKAN HAL INI?


Jumlah angkatan kerja di Indonesia berumur 27 hingga 37 tahun, diperkirakan mencapai 22,5 juta orang. Angka yang besar tersebut saat ini, lebih dikenal sebagai generasi milenial yang sangat prospektif bagi ekonomi nasional dan sangat potensial bagi pasar properti nasional. Kaum muda saat ini atau lazim disebut generasi milenial belum menjadikan rumah sebagai sebuah kebutuhan pokok sehingga perlunya edukasi terkait kebutuhan memiliki properti. Takheran, beberapa tahun mendatang, mereka bakal kesulitan mendapatkan hunian yang layak.


“Saat ini, banyak yang sudah cukup puas dengan menanti rumah warisan dari orang tua, atau mertua. Mereka pembelanja yang baik (good spender), tapi konsumtif dan kurang kesadaran investasi,"

Menurut catatan Yoris Sebastian dari OMG Consulting, pada 2020 jumlah usia produktif melonjak hingga 50%-60%. Kini jumlah usia produktif 15 hingga 35 tahun sudah mencapai 40%. Salah satu ciri khas generasi milenial adalah pribadi yang sangat melek digital. Bisa dikatakan mereka adalah pengguna terbesar media sosial. Mereka juga sangat konsumtif dan menjadi target market yang sangat potensial. Berdasarkan data yang didapat dari obrolan di Twitter yang dilakukan Provetic, rentan gusia 20-24 tahun menjadi usia user terbesar (45%) dari total responden sebanyak 4.670 akun.


Dan Top Wish List dari kalangan milenial ini merupakan perilaku konsumtif untuk belanja, traveling, membeli tiket konser dan film yang menjadi prioritas. Ivan Sudjana, dosen Fakultas Psikologi UI, menyoroti generasi milenial yang sangat konsumtif serta tidak bisa dipisahkan dari kemudahan mereka untuk berbelanja. Misalnya, sistem kredit yang jauh lebih mudah dan maraknya belanja secara online.

Masyarakat yang usianya masuk dalam generasi milenial akan kesulitan membeli properti nantinya. Hal yang menjadi ancaman, generasi milenial pada akhirnya hanya akan mampu menyewa tanpa bisa memiliki. “Jadi, generasi milenial juga harus sadar bisa-bisa ngontrak terus,”


kaum milenial jangan terlalu mencari lokasi yang agresif, seperti di pusat kota. Pasalnya, harga hunian di pusat kota sudah pasti akan jauh lebih mahal dibandingkan di pinggiran, biasanya generasi milenial akan menjadi penghuni dari properti yang baru dibeli (end user).


Jika masih sendiri atau memiliki keluarga kecil, apartemen kelas menengah di lokasi yang terjangkau bisa menjadi pilihan awal. Hal itu untuk menyiasati harga tanah yang masih relatif tinggi. Jika tak ingin tinggal di apartemen, maka generasi milenial bisa mencari rumah tapak. Namun, kaum milenial harus berbesar hati jika luasnya tidak sesuai keinginan.


Setelah memiliki keluarga yang lebih besar, generasi milenial bisa mencari hunian yang lebih besar dan menyewakan hunian lamanya. Artinya, tidak tertutup kemungkinan, generasi milenial bisa berinvetasi di sektor properti dengan penghasilan yang ada. Generasi milenial masih memiliki daya beli untuk memiliki properti pribadi. Namun, tak dipungkiri sebagian permintaan hunian dari generasi milenial itu tak lepas dari peran orang tua yang membantu dalam pembayaran uang muka (DP). Misalnya, mendapatkan softloan dari orang tua untuk DP, atau DP-nya yang membayar orang tua baru setelah itu cicilannya mereka teruskan.


Di Tangeran gada property yang cocok untuk generasi millennial dan siap huni dengan kemudahan cara bayar.




Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page