top of page

SAMBUT RAMADHAN & IDUL FITRI DENGAN RUMAH IMPIAN CUMA “NYELENG” 83 RB/HARI BISA PUNYA RUMAH BARU


"Di manapun lokasinya, kalau sudah berkembang pasti harga propertinya ikut naik," catet!


berinvestasi properti adalah pilihan tepat. Aset memang tak bergerak, namun harganya selalu meningkat dari tahun ke tahun. harga properti selalu naik tiap tahun (bahkan per tiga bulan), Asiknya lagi dengan harga propert terus naij, maka keuntungan yang didapatkan juga meningkat pastinya. meski kondisi perekonomian suatu negara tengah kurang stabil. Harga Properti Tak Pernah Turun, Ini Penyebabnya!


Faktor Lahan

Tidak dipungkiri kebutuhan manusia akan tempat tinggal semakin tinggi. Akibatnya luas tanah yang tersedia di muka bumi pun semakin berkurang.

Ini adalah salah satu penyebab permintaan akan properti pun semakin meningkat, Dan juga kenaikan kebutuhan bahan dasar pembangunan properti dari tahun ke tahun.Teman saya namanya Galih berprofesi sebagai penjual buah di pasar Setelah melepaskan diri dari profesi tersebut, Galih kemudian membeli satu unit rumah di kawasan Bekasi, pada 2014 lalu.

Rumah ini dibelinya dengan harga Rp 265 juta. Saat ini, di tahun 2017 harganya sudah meroket menjadi Rp 800 juta.


[if !supportLists][endif]Pertumbuhan populasi penduduk

jumlah penduduk terus bertumbuh. Jumlah populasi manusia di bumi yang terus membengkak. Begitupun di Indonesia karena program pemerintah “dua anak cukup” pun kelihatannya tidak terealisasi dengan baik di Indonesia.

potensi pasar properti di Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Mengutip CIA World Facts Book, populasi produktif atau di bawah 30 tahun sebanyak 50 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 255 juta jiwa, dan Laju pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan laju pertambahan rumah.

Karena itu, permintaan akan rumah selalu ada dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tingginya permintaan inilah yang membuat harga rumah terus melonjak.


Inflasi Ekonomi


Setiap tahun terjadi inflasi. Meski prosentasenya berbeda-beda tetapi mempengaruhi sektor-sektor lain seperti, tingkat suku bunga, percepatan kredit pinjaman, harga bahan bakar, harga-harga kebutuhan pokok, ini ikut mempengaruhi harga-harga material bangunan semakin melonjak naik bahan dasar property seperti semen, pasir, batu, kayu, cat dan lain-lain terus meningkat harganya setiap tahun.

Pada akhirnya, ongkos produksi rumah pun ikut naik. Akibatnya juga mempengaruhi harga property pada umumnya. Kenaikan harga bahan dasar property ini salah satunya diakibatkan oleh insflasi.


[if !supportLists][endif]Pertumbuhan masyarakat Kelas Menengah dan Generasi Millenial


Secara umum generasi millennial ditandai dengan perilaku antara lain connected, multitasker, techsavvy, collaborator, social, adventurer, transparent, work-life balance, dan sebagainya. Karena lahir di era pergantian milenium, mereka selalu dekat dengan teknologi.

Konsumen kelas menengah atau generasi millennial kelas menengah sering kali didefinisikan sebagai kelompok masyarakat yang sudah memiliki kehidupan mapan, menikmati pendidikan tinggi, dan memiliki penghasilan yang lebih dari cukup, serta sedang beranjak untuk menapaki kelompok konsumen kelas atas. Sederhananya, mereka adalah kelompok masyarakat yang berada di antara kelas bawah dan kelas atas.

The Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan di tahun 2012 jumlah MAC (middle-class and affluent consumers) di Indonesia berjumlah 74 juta jiwa, dan diprediksi akan terus meningkat hingga 141 juta jiwa di tahun 2020 nanti. Masyarakat kelas menengah dikenal selalu menjadi motor perubahan terutama terkait dengan aspek ekonomi dan perubahan sosial, dalam sejarah berbagai negara.


Peran kelas menengah ini juga mempengaruhi harga properti yang terus meningkat. Sebagai contoh saja sekarang kebanyakan dalam 1 keluarga suami istri sama-sama bekerja, penghasilan yang stabil membuat mereka berada dalam masyarakat kelas menengah. Mereka inilah pasar paling potensial investasi properti. Seperti memanfaatkan turunnya suku bunga dan tumbuhnya properti-properti baru yang kian menarik.


Semakin meningkat jumlah kelas menengah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, akan meningkatkan kebutuhan properti.


Perkembangan kawasan industri dan Infrastruktur

Jika industri dan infrastruktur di suatu wilayah berkembang, sudah tentu akan meningkatkan kebutuhan properti yang selanjutnya juga akan menaikkan jumlah tenaga kerja. Harga-harga properti kemudian akan melonjak sesuai permintaan, Karena itu, permintaan akan rumah selalu ada dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tingginya permintaan inilah yang membuat harga rumah terus melonjak.


Nah, kalau sudah begini yakin masih mau menunggu untuk beli rumah???


THE GREEN RESIDENCE SERPONG HADIR DENGAN SOLUSI


Melalui The Green Residence Serpong, PT Tombak Intan adalah satu developer real estate yang menggarap hunian berorientasi angkutan atau Transit Oriented Development (TOD) di Tangerang yang merupakan salah satu daerah satelit yang berhubungan dengan Ibukota Jakarta. Pasalnya hunian berkonsep TOD paling diminati saat ini dan di masa mendatang, terutama bagi eksekutif muda dan pasangan muda yang. Selain itu berkaca dari pengalaman di luar negeri setiap hunian yang dekat dengan sarana transportasi nilai investasinya akan cepat meningkat.


Dibangun dengan berbagai keunggulan yang cocok bagi eksekutif muda dan pasangan muda yang bekerja di Jakarta dan menginginkan gaya hidup modern yang serba praktis dan mudah.

Stasiun KRL Parung panjang hanya berjarak 4km dari perumahan The Green Residence Serpong yang dapat ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 10 menit.


Selain itu, Pembangunan Tol Serpong-Balaraja juga menambah keunggulan akses tersendiri bagi The Green Residence Serpong yang nantinya hanya berjarak 1KM dari pintu exit tol tersebut. Pembangunan Tol Serpong-Balaraja yang sedang berjalan sepanjang 30km terbagi dalam tiga seksi. Seksi 1 adalah Serpong-Legok dengan jarak 9,30km, Seksi 2 adalah Legok-Tigaraksa dengan jarak 10,70km, dan Seksi 3 adalah Tigaraksa-Balaraja dengan jarak 10km. Bagi anda yang sedang mencari rumah tinggal The Green Residence Serpong sangat cocok karena hanya berjarak 1 km dari Tol Serpong-Legok

Rido Matari Ichwan, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam suatu kesempatan mengungkapkan, rencana pengembangan infrastrukur, baik jalan utama, waduk, dan lainnnya itu ditujukan menciptakan basis ekonomi baru di kawasan-kawasan suburban. Dengan adanya pembangunan tol dan pelebaran jalan tersebut, harapannya, ke depan wilayah-wilayah penyangga Jakarta seperti kota Tangerang tidak hanya menjadi tempat tinggal saja melainkan juga sebagai kawasan bisnis baru.


Tertarik dengan penawaran “Beli rumah gak harus tunggu DP ngumpul”?


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page